Selasa, 15 Mei 2018

Darah Panas

     

     Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan itu merupakan salah satu anugrah terbesar yang diberikan tuhan kepada manusia. Kelebihan ataupun kekurangan seseorang tidak bisa dibandingkan satu sama lain. seperti misalnya seorang pemain sepak bola dan seorang pelukis, keduanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Seorang pemain sepak bola mungkin bisa bermain bola lebih hebat daripada seorang pelukis, tapi belum tentu bisa melukis lebih bagus daripada seorang pelukis. begitupun sebaliknya.
     Kalaupun ada beberapa orang yang memiliki kelebihan yang sama, tetap saja pasti ada hal lain yang membuat mereka berbeda. hal itu sudah lumrah dan bukan untuk dibandingkan satu sama lain, melainkan untuk disyukuri.
     Tapi faktanya, dalam kehidupan kita ada banyak sekali orang yang meributkan hal ini. Si A mengatakan aku paling hebat, kalian gak ada apa-apanya. Si B bilang tidak, akulah yang lebih hebat kalian belum ada apa-apanya. Parahnya lagi, ini bukan hanya terjadi antara satu orang dengan orang lainnya, tapi juga antara golongan satu dengan golongan lainnya, suku satu dengan suku lainnya, bahkan negara satu dengan negara lainnya. Dan yang membuat tak habis pikir adalah: Ada yang sampai berujung pada kekerasan fisik. Salah satunya yang paling sering terjadi adalah yang berkaitan dengan suku. Di Negara kita (indonesia) suku memang sudah menjadi bagian dari identitas, dan setiap orang pasti membanggakan sukunya masing-masing. Bagitupun saya, meskipun saya lahir dan besar di tanah melayu, tapi darah suku buton yang mengalir dibadan saya karena kedua orangtua saya adalah orang buton. Itulah kenapa saya bangga sekali dengan suku buton.
     Sebenarnya tidak ada salahnya membanggakan suku sendiri. Tapi jangan sampai dengan kebanggaan tersebut kita kemudian memandang rendah suku lainnya. lalu begitu ada suku lain yang merasa mereka lebih hebat dari suku kita, kita kemudian tidak terima dan menggunakan kekerasan sebagai jalan penyelesaian.
Come on... That Stupid Men...
Kekerasan adalah Kebodohan.
     Jujur saja saya merasa tersinggung sekali kalau ada teman-teman dari suku buton yang suka menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Apa-apa berantem, salah paham sikit main pukul, biar dibilang apa cobak...???
masak iya kita mau bangga-banggakan terus hal sepertu itu, sampai kapan..??
     Pelajarilah sejarah, nenek moyang kita tidak pernah mengajarkan kekerasan. Justru mereka adalah orang-orang yang sangat religius dan menghargai persaudaraan. Mereka membangun salah satu benteng terbesar didunia. Pernah nggak terpikir oleh kalian kenapa nenek moyang kita membangun benteng sebesar itu..??
kenapa mereka tidak membuat kapal-kapal perang yang besar saja..??
Padahal sejatinya mereka adalah pelaut yang handal.
Karena mereka adalah orang-orang yang membela diri ketika diserang,
Bukan orang-orang yang mengangkat senjata kemudian menyerang duluan.
     Semoga itu bisa menjadi pelajaran untuk kita semua. Sudah waktunya kita membuktikan bahwa suku buton punya hal lain yang lebih pantas untuk dibanggakan. Bukan cuma kekerasan yang sering dipertontonkan selama ini.




H_lim

Jumat, 13 April 2018

Sugesti Lingkungan

     Aku bisa dibilang tipe orang yang susah percaya sama orang lain. Aku percaya kalau segala sesuatunya berawal dari diri kita sendiri. Tapi belakangan ini ada beberapa hal yang aku lihat dan membuat aku berpikir bahwa, terkadang ada sesuatu yang kita lakukan yang bukan berasal dari diri kita sendiri. Contohnya gini, pernah gak sih kalian secara tidak langsung seolah dipaksa melakukan sesuatu hanya karena kebanyakan orang atau orang-orang disekitar kalian melakukan hal tersebut. Pernah gak..?
     Aku pernah.. jadi dulu waktu SMP aku pernah ikut les komputer. Pas mau praktek, aku perhatikan teman-temanku begitu komputer dihidupkan hal pertama yang dilakukan mereka adalah klik kanan -> refresh. Selalu begitu setiap kali mau praktek. Katanya sih untuk menyegarkan sistemnya biar gak lelet. Akhirnya aku ikutin mereka, sampai jadi kebiasaan juga setiap pertama kali hidupin komputer klik kanan -> refresh.
Beberapa tahun kemudian, akhirnya aku tau apa fungsi sebenarnya dari klik kanan -> refresh, dan apa yang dikatakan teman-temanku itu sama sekali tidak benar. Klik kanan -> refresh itu fungsinya untuk memperbaharui tampilan desktop setelah ada perubahan. Tidak ada hubungannya sama sekali dengan menyegarkan sistem.
     Dari situ aku belajar, bahwa hanya karena kebanyakan orang disekitar kita melakukan hal tersebut, bukan berarti itu benar. Pun sebaliknya hanya karena sedikit atau bahkan tidak ada orang yang melakukan hal tersebut, bukan berarti itu salah.
Inilah yang belakangan aku lihat banyak terjadi pada generasi muda sekarang, tak terkecuali aku juga. Jadi kita tuh gampang sekali menerima sesuatu mentah-mentah, padahal kita gak tau kebenarannya seperti apa.
     Dulu aku sering sekali dengar orang-orang bilang “jangan bergaul sama orang yang gak bener, nanti kamu ikut-ikutan gak bener”. Aku orang yang paling gak percaya dengan statement itu. Menurutku semua kembali ke orangnya masing-masing, siapapun temen kita, sama siapapun kita bergaul, selama kita bisa memilah mana yang bener mana yang bener, mana yang harus dicontoh mana yang tidak, gak akan jadi masalah.
     Tapi sekarang aku sadar kalau statemet itu ada benernya juga. Pergaulan mungkin tidak akan merubah sifat dan karakter seseorang secara utuh. Tapi kebiasaan-kebiasaan yang didapati ketika bergaul, salah satunya pasti ada yang tertanam didalam diri kita dan kita bawa kebiasaan itu kedalam kehidupan sehari-hari.
     Pernah suatu hari dikampungku aku lihat anak-anak lagi ambil mangga. Aku tau mangga itu punya orang lain, dan aku rasa anak-anak itu juga tau. Lalu aku samperin mereka, aku tanya, kalian tau gak mangga ini punya orang..? tau bang, kalian tau kan kalau ambil barang orangi tidak baik..? tau, terus kenapa kalian ambil..? ahh.. orang aja banyak yang ngambil, ya kami ambil juga.
Lihatlah.. apa yang salah disini..?
     Jelas anak-anak itu salah karena mengambil barang milik orang lain. Tapi kalau kita mau berpikir lebih jauh, sebenarnya anak-anak tadi tidak sepenuhnya salah. Karena faktor lingkungan juga ada andil disitu. Lingkungan yang aku maksud bukan berarti aku menyalahkan orang lain karena memberi contoh yang tidak baik kepada anak-anak itu. Tapi karena "kebiasaan" yang tidak baik yang dilestarikan dilingkungan tersebut. Kebiasaan inilah sebenarnya akar permasalahannya, dan harus segera dirubah sebelum menjadi tradisi.
     Memang untuk merubah kebiasaan yang sudah terbentuk disuatu lingkungan bukan perkara yang mudah. Tapi bukan berarti mustahil untuk diwujudkan. Ya meskipun mungkin dalam waktu yang tidak sebentar, tapi Aku yakin dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan kecil yang tidak baik di diri kita saja, itu sudah memberi kontribusi untuk membentuk lingkungan yang lebih baik suatu hari nanti. Gak perlu muluk-muluk cukup dimulai dari kita sendiri saja, mulai dengan tidak membiasakan hal yang tidak biasa. Kalaupun ada yang berpikir itu gak ada efeknya, sia-sia aja, ya gak masalah. Yang jadi masalah itu apakah kita mau ikut terlibat untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dimasa depan atau berdiam diri saja.
Karena masa depan bukan sesuatu yang kita tunggu, tapi sesuatu yang kita ciptakan.




_hmc